woensdag 6 juli 2011

JEMAAT LATTA DALAM LINTASAN SEJARAH (3)

Periode Awal sampai dengan 6 September 1935

BERCERMIN DAN BANYAKLAH BERCERMIN
Mirip syair lagu berlafas spiritual `Untuk Kita Renungkan` lantunan Ebit G. Ade: ”....Kemanakah lagi kita ’kan sembunyi. Hanya kepada-NYA kita kembali. Tak ada yang bakal bisa menjawab. Mari hanya runduk sujud pada-NYA.... Kita mesti berjuang memerangi diri; Bercermin Dan Banyaklah Bercermin. TUHAN ada di sini; di dalam jiwa ini. Berusahalah agar DIA tersenyum..... Berusahalah agar DIA tersenyum`. Begitu pula pelajaran dari sejarah yang dapat dipetik dari leluhur. Bercermin dari kehebatan dan keterbatasan mereka, entah ortodoks, entah calvinis; tentang kekristenan; ketaatan, kesalehan, dan pada kemurahan Allah dalam Yesus Kristus.

Telah disebutkan bahwa banyak guru sekolah di hampir seluruh Pulau Ambon membawa keberatan kepada Majelis Jemaat Ambon seputar praktik Baptisan dan Perjamuan Kudus yang diikuti oleh warga jemaat dari luar Kota Ambon dan belum terikat dalam suatu pernikahan yang sah. Sikap Majelis Jemaat Ambon juga telah disampaikan kepada jemaat-jemaat, namun perbedaan pendapat tidak kunjung tuntas. Sebagian alasan diletakkan pada perubahan yang terus terjadi di kalangan para Guru, Penatua dan Syamas, namun Indische Kerk di Maluku berpendirian bahwa anak di luar nikah mesti dibaptiskan. Sementara Gubernemen pun tidak menghendaki adanya paksaan nikah terhadap masyarakat peribumi.
Selain itu, terjadi bias pandangan di kalangan zendeling. Zendeling Tobi, Luijke dan Roskott jelas-jelas menolak praktik pembaptisan anak yang lahir di luar pernikahan, namun ada yang tidak. Luijke tidak mengenal komproni terhadap ”Kumpul kebo”. Alasannya sangat sederhana; karena ”lambat-laun akan terbentuk suatu jemaat yang terdiri atas orang-orang yang hidup seperti sekawan kambing”. Dari pengalaman terbukti bahwa orang yang lahir di luar nikah biasanya meniru ayahnya, dan lebih sulit mereka menikah ketimbang yang lahir di luar pernikahan sah. Tidak jarang terjadi, semasa orang tua masih hidup, anak itu tidak mau melakukan yang berbeda dari mereka, atau kelihatan lebih baik dari mereka, atau kalau toch menikah, maka akan ditanyakan apa ia hendak mempermalukan orangtua? Menurut Luijke, mungkin akan muncul keluarga-keluarga yang hanya terdiri dari anak di luar nikah.[i] Sejauh hal ini menyangkut Latta (dan Lateri), Luijke katakan bahwa di tahun 1858 tidak lebih dari empat atau enam orang yang kumpul kebo. Kenyataan ini sangat berbeda dari beberapa tahun sebelumnya.[ii] Selain kumpul kebo, juga telah disebutkan tentang pernikahan yang gagal di jemaat Latta. Mempelai laki-laki bersedia menikah karena telah bertunangan selama satu tahun tujuh bulan bersama seorang anak perempuan di Jemaat. Izin dari Magistrat untuk pernikahan sudah diperoleh, namun ketika zendeling Luijke hendak melaksanakannya, justru ia menghilang dan pernikahan mungkin tak pernah terjadi.
Namun dalam perkembangan, hal tersebut menurun drastis; dalam beberapa tahun tidak terjadi ”kecelakaan”. Dari 3 November 1889 – 3 Desember 1891, pelayanan Baptisan terhadap 18 orang anak di Jemaat Latta berlangsung lancar. Usia anak baptis rata-rata di bawah satu tahun; yang paling muda berusia 1 bulan 2 minggu, yang lebih tua berusia 6 bulan 6 hari. Menurut data yang terekam, tercatat dalam rentang waktu 3 November 1889 - 8 April 1896 hanya 3 (tiga) anak yang lahir di luar nikah, dan pelayanan Baptisan telah dilakukan terhadap tiga orang anak itu (1 laki-laki, 2 perempuan). Baptisan itu dilayankan pada tanggal 3 Desember 1891 oleh B.C. Körnfeldt.[iii]
            Kornfeldt adalah hulpprediker yang pernah bertugas di Nusalaut (1875) kemudian ke Bandaneira (1876), namun sejak 1878 bertugas di Hutumuri. Ketika di Hutumuri itulah beliau melayani Baptisan di Latta, setelah itu cuti (1892) dan baru kembali ke Hutumuri pada tahun 1894. Dari Hutumuri beliau ke Ambon (1896) dan dipensiunkan dengan hormat pada tahun 1897.
Jika tiga anak tersebut dibaptiskan, maka berdasarkan peraturan gereja yang berlaku dan dengan persetujuan magistraat pernikahan orangtua dari tiga anak itu telah berlangsung. Dengan kata lain, Guru, Tuagama, Kepala Kampung, hulpprediker telah menjalankan tugas penggembalaan dengan baik dan diresponi secara positif pula oleh jemaat.
Ketika Kornfelt menjalani masa cuti, pelayanan Baptisan terhadap 6 orang anak (1 perempuan, 5 laki-laki) dalam usia rata-rata di bawah 1 tahun pada 21 April 1892 di Jemaat Latta dilayani oleh P.H. Wiersma yang ketika itu sebagai Predikant atau Pandita Besar.[iv] Körnfeldt baru kembali melayani baptisan di Latta (setelah cuti) pada 28 Juli dan 31 Oktober 1892 terhadap 6 orang anak.[v] Sejak 1894 hingga 8 April 1896 ia masih melayani di Jemaat Latta.[vi] Namun 29 Maret dan 12 Novermber 1893 pelayanan Baptisan dilayani oleh C.Ch.J. Schröder, hulpprediker di Ambon, ditugaskan untuk mendidik para siswa (kwekelingen) yang kelak bekerja sebagai het inlands leraarsambt (1894-1907), di samping menyusun Buku Nyanyian Rohani dalam bahasa Melayu (Maleise gezangenbundel) dan menyusun syair Mazmur (psalmberijming).[vii]

LATTA DALAM ABAD 20 (1905 - 14 april 1935)
Dalam rentang 30 tahun pada periode ini, tercatat 273 (dua ratus tujuh puluh tiga) orang anak lahir di Jemaat Latta, terdiri atas 19 (sembilan belas) anak yang tidak diketahui gender karena kerusakan data base, 137 (seratus tiga puluh tujuh) anak laki-laki, dan 117 (seratus tujuh belas) anak perempuan.

1905-10
1911-15
1916-20
1921-25
1926-30
1931-35
Laki
27
35
24
19
17
15
Perempuan
20
21
15
20
25
15
Tidak Jelas
19
0
0
0
0
0
Total
66
56
39
39
43
30
Sumber: Diolah dari DPPD Latta, Transkrip, 16-74.
Secara umum angka kelahiran anak laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan angka kelahiran anak perempuan, khususnya 10 tahun pertama. Namun mulai dari tahun 1916 – 1935, angka kelahiran anak perempuan sedikit menonjol dari angka kelahiran anak laki-laki. Di balik angka kelahiran ini sebenarnya tersirat makna bahwa perkawinan warga jemaat Latta sudah dilakukan dengan baik.
Selain itu, tercatat 4 (empat) orang anak lahir di luar nikah; terdiri atas seorang anak perempuan dan 3 (tiga) anak laki-laki. Kendati demikian mereka dibaptiskan. Pada tanggal 11 September 1924 anak perempuan itu dibaptiskan.[viii] Sedangkan tiga anak laki-laki masing-masing dibaptiskan pada tanggal 27 Desember 1924,[ix] pada 26 Oktober 1930[x] dan 14 Oktober 1934 dibaptiskan oleh Inlands Leeraar Latta B. Mustamu.[xi] Realisme ini juga menunjukkan bahwa “kecelakaan” dan pelanggaran tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan panjangnya periode 30 tahun. Itu berarti bahwa kehidupan spiritual warga jemaat Latta pada periode ini cukup baik.
Masih dalam periode yang sama, pernikahan yang dilakukan oleh pihak gereja dan pemerintah berjumlah 261 (dua ratus enam puluh satu) pasang pengantin[xii] yang dapat dibagi atas dua periode. Pertama, warga jemaat Latta yang telah menikah pada Abad 19 (tahun-tahun sebelumnya hingga tahun 1886) tercatat berjumlah 67 (enam puluh tujuh) pasang. Sesuai data yang terekam (1887-1899) tercatat 35 (tiga puluh lima) pasang pengantin yang dinikahkan. Sedangkan tahun pernikahan yang tidak terbaca namun tercatat berjumlah 32 (tiga puluh dua) pasang pengantin.[xiii] Kedua, jumlah pengantin yang dinikahkan pada Abad 20 (1900-1935) dapat dirinci sebagai berikut. 33 (tiga puluh tiga) pasang antara tahun 1900-1904, 37 (tiga puluh tujuh) pasang antara tahun 1905-1910, 45 (empat puluh lima) pasang antara tahun 1911-1915, 38 (tiga puluh delapan) pasang antara tahun 1916-1920, 25 (dua puluh lima) pasang antara tahun 1921-1925, 17 (tujuh belas) pasang antara tahun 1926-1935. Akhir dari Daftar Pernikahan Djamaat Latta yang terekam, B. Mustamu menikahkan Robert Wattimury dan Leonora Holemina Wattimena (17 Oktober 1935), Jacob Keppij dan Helena Manuputtij (28 Mei 1936).[xiv]
Data dan gambaran tersebut memperlihatkan bahwa spiritualitas jemaat Latta cukup baik dan pelayanan yang dilakukan oleh para pelayan pun menopang. Agak sulit dijustifikasi bahwa para pelayan dalam periode ini sesungguhnya pelayan jemaat Latta dalam arti sekarang penghentar jemaat Latta, karena sebagian dari mereka pada masa itu juga melakukan tugas pokok di tempat lain. Lebih tepat dikatakan bahwa mereka adalah para pelayan yang turut melakukan pembinaan mental spiritual warga masyarakat dan jemaat Latta.
Pada tahun 1864, Zending yang hampir lima dekade berkarya di lingkungan gereja yang mapan, akhirnya mengundurkan diri. Selanjutnya Jemaat Latta dilayani oleh Indische Kerk selama kurang lebih 71 tahun. Pelayanan yang dulu dikerjakan zendeling, kini dilanjutkan oleh “Pandita Besar”, Pandita Afdeeling, Hulpprediker, Inlandsch Leeraar, malah Kweekeling Leeraar. Kweekeling Leeraar ini merupakan suatu pengecualian, karena ternyata Kweekeling leeraar Pattiradjawane pada tahun 1923 melakukan pemberkatan nikah terhadap tiga pasang calon suami-istri di Jemaat Latta. Para pelayan itu pada umumnya berpangkalan di Ambon, Hutumury, Galala hanya sekali untuk pelayanan pemberkatan nikah pada 21 Januari 1921 dan Halong juga sekali pada tanggal 13 April 1930 untuk pelayanan Baptisan. Di antara mereka, tercatat 9 (sembilan) tenaga asing dengan predikat Pandita, hulpprediker dan Inlandsch Leeraar. Sedangkan 6 (enam) pelayan lainnya adalah tenaga pribumi dengan predikat Inlandsch Leeraar juga, serta seorang kweekeling leeraar. Pelayan asing yang terakhir melayani Jemaat Latta adalah J. Hessing pada tahun 1925, sedangkan pelayan pribumi pertama yang melayani Latta pada periode Indische Kerk ini adalah M. Leimena, dan diakhiri dengan B. Mustamu menutupi periode selayang pandang ini pada tahun 1935.
Dengan demikian, Latta dalam lintasan sejarah hendak diakhiri dengan sebuah “hagiologi” yaitu literatur mini yang mengisahkan kehidupan orang-orang suci atau “daftar para pahlawan” yang disusun dari masa pemerintahan Inggris, pemerintahan Hindia Belanda dan berakhir pada 1941 sesuai Daftar Permandian dan Pernikahan Djamaat Latta sebagai berikut.
DAFTAR NAMA PELAYAN DI JEMAAT LATTA [1800-an – 26 Januari 1941]
TAHUN
PELAYAN
KETERANGAN
ABAD 19



PEMERINTAHAN INGGRIS, BELANDA

Migrasi Ambonsche Burger, Inlandsche Burger ke Petuanan Negeri Halong.


Pra Kondisi
Cikal-bakal Kampung Latta
1815
- Byam Martin
- Jabez Carey
- Joseph Kam
- Residen
- Misionaris BMS
- Zendeling NZG /Pre-dikant
1817
- Adriaan Buyskes
- Superintendent der School, superintendent der kampong (Wijkhoofd)
- J. Kam
- Tuagama
- Guru
Schout-bij-Nacht
1830
- Tuagama
- Wijkhoofd
- Joseph Kam
PENAHBISAN GEDUNG GEREJA  I
Zendeling NZG / Predikant
1835 (1834 tiba Amb)
Pieter de Keijzer
Zendeling
1845 (Inspeksi sekolah)
B.N.J. Roskott
Zendeling/Onderwijzer
1846 (1841 tiba Amb)
J.J. Bär, Sr
Zendeling
1853 (1827 tiba Amb)


- W. Luijke
- Julius Pattiselano
PENAHBISAN GEDUNG GERJA II
- Zendeling
- Guru
1856 Latta
- W. Luijke
- C.G. Schot
Zendeling (voorganger)
Zendeling (voorganger)
1857
J. Pattiasina
Guru
1862
Leonard Manusama
Guru
1864 NZG BUBAR


INDISCHE KERK


1867
- L.A.I. Manusama
- H.W.C.V. Kuhuwael
- Guru
- Guru
1867: 14 September
Lateri
Menuju Pemandirian
1868: 8 Mei
Sekolah di Lateri
- M.S. Timisela
Mandiri
Guru
1886
M. Holle
Guru

NO
TAHUN
BAPTIS
NIKAH
PELAYAN
KETERANGAN
01
1889: 03-11
X

B.C. Kornfeldt
Pandita
02.
1890: 03-05
X

=
=

1890: 12-12
X

=
=
03.
1891: 03-12
X

=
=
04.
1892: 21-04
X

P.H. Wiersma
Pandita Besar di Amb

1892: 28-07
X

B.C. Kornfeldt
Pandita

1892: 31-10
X

=
=
05.
1893: 29-03
X

Schröder


1893: 21-11
X

=

06.
1894: 24-04
X

B.C. Kornfeldt
Pdt. Hutumurij

1894: 09-12
X

=
=
07.
1895: 05-03
X

=
=

1895: 17-11
X

=
=
08.
1896: 08-04
X

=
=
09.
1897: 04-09
X

J.R. Kok
Pdt. Hutumurij
10.
1898: 15-06
X

?
?

ABAD 20




11.
1905: ?-12
X

F. Quack
[Hulpprediker]
12.
1906: ?-02
X

=
=

1906: 05-09
X

=
=
13.
1907: 19-02
X

=
=

1907: 08-09
X

=
=
14.
1908: 25-02
X

=
=

1908: 09-09
X

=
=
15.
1909: 28-02
X

J. Kelling
[Hulpprediker]

1909: 24-10
X

=
=
16.
1910: 13-02
X

=
=

1910: 16-10
X

=
=
17.
1911: 19-07
X

J.H. Letteboer
Pdt. Afdeeling

1911: 27-11
X

=
=
18.
1912: 20-05
X

=
Pdt. Leitimor

1912: 18-12
X

=
=
19.
1913: 09-06
X

=
Pdt. Leitimor

1913: 17-12
X

=
Pdt. Afdeeling
20.
1914: 03-06
X

=
De Hulppred. dr Afd

1914: 16-12
X

=
=
21.
1915: 26-05
X

=
De Hulpp. v Leitimor

1915: 05-08

X
M. Leimena
Inl. Leeraar

1915: 09-12

X
=
=

1915: 18-12
X

J.H. Letteboer
Pandita Afdeeling
22.
1916: 17-06
X

=
=

1916: 22-06

X
M. Leimena
Inl. Leeraar

1916: 02-11

X
=
=

1916: 26-12
X

J.H. Letteboer
Pandita Afdeeling
23.
1917: 22-03

X
M. Leimena
Inl. Leeraar

1917: 10-05

X
=
=

1917: 24-05

X
=
=

1917: 28-05
X

J.H. Letteboer
[Hulpprediker]

1917: 03-12
X

=
=
24.
1918: 14-03

X
?
Inl. Leeraar

1918: 05-06
X

J.H. Letteboer
[Hulpprediker]

1918: 26-09

X
?
Inl. Leeraar
25.
1919: 04-06
X

J.H. Letteboer
[Hulpprediker]

1919: 17-07

X
?
Inl. Leeraar

1919: 14-11
X

J.H. Letteboer
[Hulpprediker]
26.
1920: 21-04

X
?
Inl. Leeraar

1920: 23-04

X
?
Inl. Leeraar

1920: 29-04

X
?
Inl. Leeraar

1920: 18-08
X

J.H. Letteboer
[Hulpprediker]

1920: 01-12
X

=
=
27.
1921: 20-01

X
?
Inl. Leeraar Galala

1921: 26-10
X

Meijer

28.
1922: 16-07
X

=


1922: 06-08

X
Siwalete
Inl. Leeraar

1922: 11-10

X
=
=

1922: 01-11

X
=
=
29.
1923: 26-05
X

X?
?

1923: ?

X
Pattiradjawane
Kweek. Leer. Latta

1923: 10-10

X
=
=

1923: 21-11

X
=
=
30.
1924: 11-09
X

Y?
Inl. Leeraar

1924: 27-12
X

Y?
=
31.
1925: 25-03
X

J. Hessing
Pandita Ambon

1925: 12-10
X

Y?
Inl. Leeraar
32.
1926: 10-01
X

J.L. Picaulij
Inl. Leeraar Latta

1926: 11-03

X
Picaulij
Inl. Leeraar

1926: 22-04

X
=
=

1926: 27-05

X
=
=

1926: 23-09
X

Matatula
Inl. Leeraar

1926: 03-10
X

J.L. Picaulij
Inl. Leeraar Latta

1926: 10-10

X
Picaulij
Inl. Leeraar Latta

1926: 23-12

X
=
=
33.
1927: 10-04
X

J.L. Picaulij
=

1927: 07-07

X
Picaulij
Inl. Leeraar

1927: 06-11
X

Z?
Inl. Leeraar

1927: 17-11

X
Picaulij
Inl. Leeraar Latta
34.
1928: 01-04
X

J.L. Picaulij
Inl. Leeraar Latta

1928: 29-08
X

=
=

1928: 30-08

X
Picaulij
Inl. Leeraar Latta

1928: 06-09

X
=
=

1928: ?-10

X
=
=

1928: 17-10
X

J. Sitanijapessy
Inl. Leeraar Latta

1928: 15-11

X
Picaulij
Inl. Leeraar Latta
35.
1929: 07-11

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1929: 10-11
X

=
=
36.
1930: 30-03
X

J. Picaulij
Inl. Leeraar Latta

1930: 03-04

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1930: 13-04
X

J. Picaulij
Inl. Leeraar Halong

1930: 05-06

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1930: 17-07

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1930: 09-10

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar

1930: 26-10
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta
37.
1931: 11-01
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar

1931: 21-01

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1931: 26-02

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1931: 29-03
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar

1931: 17-09

X
Muskita
Inl. Leeraar

1931: 08-11
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar

1931: 17-12

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar

1931: 30-12

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar
38.
1932: 17-03

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1932: 28-03
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar

1932: 23-10
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta
39.
1933: 09-04
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1933: 22-10
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta
40.
1934: 24-03
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1934: 12-04

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar

1934: 14-06

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1934: 28-06

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1934: 14-10
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta
41.
1935: 06-01
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1935: 14-04
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1935: 13-06

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta
GPM
MANDIRI





1935: 17-10

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar

1935: 20-10
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta
42.
1936: 05-04
X

B. Mustamu
Inl. Leeraar Latta

1936: 28-05

X
B. Mustamu
Inl. Leeraar

1936: 01-11
X

J. Sijaranamual
Inl. Leer Latta-Lateri
43.
1937: 29-03
X

J. Sijaranamual
Inl. Leer Lateri -Latta

1937: 23-05
X

J. Sijaranamual
Inl. Leer Lateri -Latta

1937: 07-11
X

M. Lisapalij
Inl. Leeraar Latta
44.
1938: 10-04
X

M. Lisapalij
Inl. Leeraar Latta

1938: 12-06
X

?
Inl. Leeraar Latta

1938: 30-10
X

?
Inl. Leeraar Latta
45.
1939: 10-04
X

M. Lisapalij
Inl. Leeraar Latta

1939: 05-11
X

?
Inl. Leeraar Latta

1939: 09-11
X

J. Latumahina
Inl. Leeraar

1939: 19-11
X

J. Latumahina
Inl. Leeraar Latta
46.
1940: 31-03
X

J. Latumahina
Inl. Leeraar

1940: 17-11
X

J.A. Latumahina
Inl. Leeraar Latta
47.
1941: 26-01
X

J.A.Latumahina
Inl. Leeraar Latta

J.R. Kok adalah hulpprediker yang pernah bertugas di Amahei dalam rentang waktu 10 Oktober 1905 sampai dengan 6 Januari 1909. Pada 6 Januari beliau menjalani masa cuti.[xv] Beliau meninggal dunia pada 2 November 1918 dalam perjalanan tugas di Bonfia.[xvi]
F. Quack dari tahun 1905 sampai dengan 9 Februari 1908 melayani Baptisan Kudus di Latta terhadap 38 (tiga puluh delapan) anak dengan perincian sbb. 19 (sembilan belas) orang anak sebelum 5 September 1906. 3 (tiga) anak pada 5 September 1906 (1 laki-laki, 2 perempuan), 3 (tiga) anak pada 19 Februari 1907 (2 perempuan, 1 laki-laki), 14 (empat belas) anak pada 8 September 1907 (7 laki-laki, 7 perempuan), 3 (tiga) anak laki-laki pada 25 Februari 1908, 6 (enam) anak pada 9 September 1908 (3 laki-laki, 3 perempuan).[xvii]
            F. Quak adalah hulpprediker di Ambon (1905-1911).[xviii] Lahir pada tahun 1867, dalam usia 23 tahun (1890) bertugas di Durjela (Pulau-pulau Aru), pada tahun 1892-1893 di Ameth, pada tahun 1905 bertugas di Batu Gantung, pada tahun 1908 di Ambon untuk kepentingan STOVIL.
J. Kelling melayani Baptisan Kudus di Latta pada tahun 1909 terhadap 6 (enam) orang anak: 2 (dua) anak (1 laki-laki, 1 perempuan) pada 28 Februari 1909, 4 (empat) anak (2 laki-laki, 2 perempuan) pada 24 Oktober 1909.[xix]
            J. Kelling adalah hulpprediker di Amahei (1886-1900), kemudian bertugas di Saparua (1902-1907), dan Ambon dalam rangka mendidik para siswa yang dipersiapkan menjadi inlands leraarsambt di Residensi Ambon (1907-1911). Beliau juga menjalankan tugas hulpprediker di Kolonedale, Sulawesi (1912-1916) kemudian balik lagi ke Amahei (1918-1920) hingga meninggal dunia pada tahun 1920.[xx]
L.H. Letteboer, melayani Jemaat Latta, antara lain melayankan Baptisan Kudus sejak 19 Juli 1911 sampai dengan 26 Oktober 1921. Dalam rentang waktu kurang lebih 10 tahun, beliau telah membaptiskan banyak anak di Latta.[xxi] Letteboer adalah hulpprediker di Ambon (1904-1921).[xxii] Sebelumnya beliau bertugas di Seba (Savu) pada tahun 1901. dari sana dimutasikan ke Waai (1904-1909), kemudian Batu Gantung (1911) dan Ambon (1912). Setelah menjalani masa cutinya (1921) beliau ditugaskan di Pontianak (Borneo) pada tahun 1923, terus sebagai hupprediker di Kupang (Timor) pada tahun 1923, dan pada tahun 1925 di Magelang (Java).
M. Leimena mungkin yang maksudkan adalah Mezach Leimena, alumnus Stovil 1892.
J.A. Mijer melayani Baptisan Kudus di Latta pada 16 Juli 1922,[xxiii] membaptis 5 (lima) orang anak (3 laki-laki, 2 perempuan). Pada 22 Juli 1924 beliau hanya mengesahkan daftar pelayanan Baptisan yang sudah diselenggarakan pada 11 September 1924 oleh pelayan yang tidak jelas namanya karena sulit dibaca.[xxiv]  J. A. Meijer (atau Meyer) adalah hulpprediker yang bertugas di Ambon dari tahun 1921 sampai dengan 1924.[xxv]
Siwalette yang dimaksudkan mungkin Gabriel Siwalette, alumnus Stovil 1892, karena selain beliau, adalah Siwalete boodschapper van saniri-bestuur.[xxvi]
[…. -X-?], agak sulit membaca nama pelayan ini karena yang dibubuhkannya hanyalah tanda-tangan. Yang pasti, beliau membaptiskan 5 (lima) orang anak (2 laki-laki, 3 (perempuan) pada 26 Mei 1923,[xxvii] kemudian membaptis 12 (dua belas) anak (2 laki-laki, 10 perempuan) pada 11 September 1924.[xxviii]
[…. -Y-?], seperti pelayan sebelumnya, juga sulit menebak nama karena yang dibubuhkan hanyalah tanda-tangan. Yang pasti, beliau membaptiskan 5 (lima) anak laki-laki pada 27 Desember 1924,[xxix] kemudian membaptis 4 (empat) orang anak (2 laki-laki, 2 perempuan) pada 12 Oktober 1925.[xxx]
Joh. Hessing, melayani baptisan di Latta pada 25 Maret 1925 terhadap 3 (tiga) orang anak (1 laki-laki, 2 perempuan).[xxxi] Pada tahun 1924-1931 beliau bertugas di Ambon sebagai hulpprediker.[xxxii]
J.L. Picaulij, pada 10 Januari 1926 membaptiskan anak dari pasangan orangtua Theorotis Thobias Lokollo dan Maria Selviana Papilaija yang bernama Saartje Lokollo pada usia kurang lebih satu tahun tiga bulan.[xxxiii] Beliau melayani Baptisan Kudus pada 3 Oktober 1926 terhadap seorang anak pasangan orang tua Octovianus Lawalata dan Ketsia Maria Sijauta yang bernama Semuel Johannis Adries pada usia hampir mencapai 1 bulan 27 tujuh hari.[xxxiv] Baptisan Kudus dilayankan juga pada 10 April dan 6 November 1927 & 1 April 1928.[xxxv]
Matatula, melayani Baptisan Kudus pada 23 September 1926 terhadap 8 (delapan) orang anak (4 laki-laki, 4 perempuan).[xxxvi]
            Inisial nama panggilan tidak tertera sehingga sulit ditebak secara tepat. Hal ini dikarenakan ada Matatula dengan inisial A. Matatula; inlands leraar di Amahusu, atau yang berorientasi pada Ambonraad (1921-1924).[xxxvii] Ada Adrianus Matatula, tamatan Stovil antara 1888-1890, juga Absalom Matatula, tamatan 1897, dan Augustinus Matatula tamatan 1947.
J. Sitaniapessij, melayani Baptisan Kudus terhadap 4 (empat) orang anak perempuan pada 17 Oktober 1928.[xxxviii] Mungkin Julianus Sitaniapessy, tamatan Stovil 1905, karena selain beliau, untuk tugas ini sulit dikerjakan oleh misalnya J. Sitaniapessij; gewezen luit. der schutterij van Saparua en oud-N.I.P. lid, inlands leraar (1923).[xxxix]
B. Mustamu, melayani Baptisan Kudus pada 10 November 1929 dan seterusnya sampai saat melayani Baptisan terakhir pada 14 April 1935 – saat terakhir Latta beralih dari Indische Kerk ke Gereja Protestan Maluku[xl]; malah hingga beberapa waktu kemudian setelah Latta menjadi bagian utuh dari GPM. Beliau merupakan salah seorang dari enam calon yang lulus ujian pada tahun 1885 untuk menjadi guru (onderwijzer der eerste klasse).[xli]
Muskita. Kendati sulit ditebak karena tanpa inisial, namun diduga bahwa beliau adalah Johannes Muskita, alumnus tahun 1912, yang melayani ibadah pernikahan pada tanggal 17 September 1931 di Jemaat Latta.
J. Sijaranamual sangat sulit ditebak karena ada J.D. Sijaranamual atau Syaranamual; vzt. Sarekat Ambon afdeeling Surabaja (1923), commissaris Sarekat Ambon (1931),[xlii] atau ? Syaranamual?; pensiun sersan di Itawaka,[xliii] atau Syaranamual jr,?; simpatisan pada Sarekat Ambon (1930).[xliv]
M. Lisapalij; mungkin yang dimaksudkan adalah Marthin Lisapaly, tamatan Stovil 1910.
J. Latumahina mungkin yang dimaksudkan adalah Jeremias Latumahina, tamatan 1920 yang melayani baptisan di Latta pada tanggal 9 dan 19 November 1939, dan 31 Maret 1940.
J.A. Latumahina yang dimaksudkan adalah Josephus Anthoni Latumahina, tamatan Stovil 1910. Beliau melayani Baptisan di Latta tanggal 17 November 1940, dan 26 Januari 1941 sekaligus menutup Daftar Permandian dan Pernikahan Djamaat Latta.

CATATAN AKHIR

[i] Sub 3 April, W. Luijke, “Kort Verslag der Werkzaamheden aan het Hoofdbestuur van het Nederlandsche Zendeling Genootschap ter Rotterdam, Over April 1864 tot (en met) Maart 1866”. 5/7/1866. ARvdZ 24/5. dan sub Jan. W. Luijke “Kort Verslag der Werkzaamheden, aan het Hoofdbestuur van het Nederlandsch Zendeling Genootschap te Rotterdam. Over Januari tot en met Juni 1871”. 16/9/1871. ARvdZ 24/5.
[ii] De Jong, Document 45. Kort verslag van de werkzaamheden van zendeling W. Luijke, lopende van april 1857 tot en met Maart 1858, Rumahtiga (Ambon), 20 Mei 1858; ARvdZ 24/5.
[iii] Arsip Djamaat Latta, Daftar Permandian Djamaat Latta dan Daftar Pernikahan Djamaat Latta, (disingkat: DPPD), Trakskripsi, Lamp. 1, 3.
[iv] Ambon, 4 december 1889, La K; AAS b337/s101, Bt 8 sept. 1890, nr 6.
[v] Arsip Djamaat Latta, Daftar Permandian Djamaa Latta dan Daftar Pernikahan Djamaat Latta,,(disingkat: DPPD), Trakskripsi, Lamp. 1, 5.
[vi] DPPD Latta, Transkrip, 6-12.
[vii] Ch. F. van Fraassen en P. Jobse, Bronnen betreffende de Midden-Molukken 1900-1940, Deel 4, [selanjutnya disingkat: BBMM, 4], (Den Haag: Instituut voor Nederlandse Geschiedenis, 1997), 219. Lih: II: 651, 683.
[viii] DPPD Latta, Transkrip, 52.
[ix] DPPD Latta, Transkrip, 53.
[x] DPPD Latta, Transkrip, 66.
[xi] DPPD Latta, Transkrip, 73.
[xii] DPPD Latta, Transkrip, 16-74.
[xiii] DPPD Latta, Transkrip, 16-74. Rincian pasangan yang menikah antara tahun 1887-1899 sbb: 1887, 2 (dua) pasang; 1889, 4 (empat) pasang; 1890, 1 (satu) pasang; 1892, 1 (satu) pasang; 1893, 2 (dua) pasang; 1896, 7 (tujuh) pasang; 1897, 9 (sembilan) pasang; 1898, 5 (lima) pasang; 1899, 2 (dua) pasang.
[xiv] DPPD Latta, Transkrip, 110.
[xv] Van Fraassen, BBMM, 4, 160; BBMM, 3, 395.
[xvi] Van Fraassen, BBMM, 2, 8.
[xvii] DPPD Latta, Transkrip, 16-23.
[xviii] Van Fraassen, BBMM, 4, 206.
[xix] DPPD Latta, Transkrip, 24.
[xx] Van Fraassen, BBMM, 4, 157.
[xxi] DPPD Latta, Transkrip, 26-48.
[xxii] Van Fraassen, BBM, 4, 170.
[xxiii] DPPD Latta, Transkrip, 49.
[xxiv] DPPD Latta, Transkrip, 52.
[xxv] Van Fraassen, BBMM, 4, 183.
[xxvi] Van Fraassen, BBMM, 4, 234.
[xxvii] DPPD Latta, Transkrip, 50.
[xxviii] DPPD Latta, Transkrip, 51-2.
[xxix] DPPD Latta, Transkrip, 53.
[xxx] DPPD Latta, Transkrip, 55.
[xxxi] DPPD Latta, Transkrip, 54.
[xxxii] Van Fraassen, BBMM, 4, 144.
[xxxiii] DPPD Latta, Transkrip, 56.
[xxxiv] DPPD Latta, Transkrip, 58.
[xxxv] DPPD Latta, Transkrip, 59-61.
[xxxvi] DPPD Latta, Transkrip, 56-57.
[xxxvii] Van Fraassen, BBMM, 4, 181.
[xxxviii] DPPD Latta, Transkrip, 63.
[xxxix] Van Fraassen, BBMM, 4, 224.
[xl] DPPD Latta, Transkrip, 64-74.
[xli] De Jong., Document 155. De Adjucnt-inspecteur van het Inlands Onderwijs in de Molukken, Verslag van het aan de Kweekschool voor Inlandse Onderwijzers te Ambon gehouden eindexamen, op 15-17, 19 en 20 Oktober 1885, s.l., s.a.; ARvdZ 60/6.
[xlii] Van Fraassen, BBMM, 4, 230.
[xliii] Van Fraassen, BBMM, 4, 230.
[xliv] Van Fraassen, BBMM, 4, 230.

Geen opmerkingen:

Een reactie posten